Tips Hidup Sehat melilea
021-73888872
Bahaya PANGAN GMO !!!
GMO (Genetically Modified Organism) merupakan makhluk hidup yang direkayasa secara genetika. GMO merupakan makhluk hidup yang materi genetiknya telah dibuat atau dimodifikasi, dirancang ulang atau dibangun kembali sehingga sifat-sifatnya bisa berubah atau makhluk hidup tersebut dapat memiliki kemampuan baru.
Makhluk hidup yang direkayasa dapat berupa tumbuhan, hewan, jamur, virus, bahkan manusia. Rekayasa genetika juga sering disebut teknologi rekombinasi DNA dan berkembang sejak sekitar 20-30 tahun yang lalu, merupakan teknik yang menggabungkan gen satu makhluk hidup dengan makhluk hidup lainnya melalui perantara tangan manusia
Produk GMO meliputi: obat-obatan (alat diagnosis dan obat-obatan seperti insulin), tanaman (tumbuhan yang tahan hama dan herbisida), enzim untuk produksi makanan, bahan bakar dan pelarut.
Contoh proses pembuatan GMO :
Sebelum GMO | Proses GMO | Hasil |
Tomat tidak tahan terhadap dingin, dan jika disimpan dalam pendingin akan cepat busuk | Tomat secara genetik disilangkan dengan gen yang diambil dari jenis ikan kutub yang tahan dingin, ditambah virus | Tomat GMO baru yang tahan terhadap dingin, bisa disimpan dalam pendingin dan tahan lama |
Jagung biasa tidak tahan hama | Jagung direkayasa genetika dengan jenis bakteri tertentu yang membunuh hama ditambah dengan virus | Jagung GMO tahan hama |
Kacang kedelai diancam oleh rumput tertentu, tapi tidak tahan terhadap herbisida | Kedelai direkayasa genetika dengan jenis bakteri tertentu yang membuat tanaman tahan terhadap herbisida ditambah virus | Kedelai GMO yang tahan terhadap semprotan herbisida |
Bahaya GMO bagi pertanian
- Hasil panen lebih sedikit
- Biaya produksi lebih mahal
- Peningkatan penggunaan bahan kimia
- Kontrak untuk hak paten GMO
- Kehilangan varietas tanaman lokal
- Membuat pertanian monokultur tidak berkesinambungan
- Kehilangan bakteri Bt (Bacillus Thuringiensis) untuk pertanian organik
- Tidak cukupnya tanah untuk menghindari kekebalan hama
- Hama menjadi resisten karena terus disemprot, selanjutnya hama menjadi kebal
Bahaya GMO bagi lingkungan
- Polusi genetika
Angin, hujan, burung, lebah dan serangga yang mengantarkan perkawinan antara bunga jantan dan bunga betina tanaman sangat berperan dalam polusi genetika. Namun hal ini hanya bisa terjadi bila tanaman GMO ada di sekitar tanaman lain yang bukan GMO. Medium-medium inilah yang membawa persilangan-persilangan baru tanaman dan menambah pencemaran GMO. - Pengaruh buruk bagi ekologi tanah
Penelitian membuktikan bahwa tanaman GMO yang disilangkan dengan bakteri Bt dapat mempengaruhi mikroorganisme yang berguna bagi tanah. Hal ini dapat terjadi karena tanaman GMO dapat mentransfer gen pada mikroorganisme yang hidup di tanah sekitarnya, lalu hal ini mengubah dan dapat mempengaruhi kesuburan tanah, juga ekologinya. - Rumput super
Tanaman GMO tahan herbisida dapat mentransfer gen mereka dan dapat mempengaruhi tanaman rumput sekitar sehingga rumput-rumput sekitar dapat tahan terhadap herbisida pula. Kemudian karena sifat tahan herbisida ini adalah silangan dari tanaman GMO dan rumput baru, maka rumput ini akan tahan pula terhadap herbisida yang sudah ada. - Hama super
Karena siklus hidup mereka yang pendek, hama serangga dapat kebal terhadap pestisida/insektisida tertentu. Dalam jangka waktu yang pendek pula. - Tanaman virus baru dan lebih banyak lagi tanaman sejenis
Ada studi yang mempelajari bahwa tanaman GMO tahan virus dapat menyebabkan virus-virus bermutasi menjadi jenis virus yang lebih mematikan lagi. - Berpengaruh buruk terhadap serangga dan binatang yang bukan target GMO
- Kehilangan keanekaragaman hayati
- Peggusuran varietas lokal
Bahaya GMO bagi kesehatan
- Bahan berbahaya dan racun
Pada tahun 1989 sebuah merk pangan GMO yang merupakan suplemen diet membunuh 37 orang penduduk Amerika Serikat dan melukai lebih dari 5000 lainnya. Pada tahun 1999, penelitian yang dipimpin oleh Dr. Arpad Pusztai menemukan bahwa kentang GMO yang disilang dari gen tanaman snowdrop dan virus mosaik yang biasa ditemukan pada kol ternyata sangat mematikan jika dimakan manusia. - Resiko penyakit kanker yang meningkat
Di Amerika Serikat MONSANTO manjual pangan GMO yang bernama Recombinant Bovine Growth Hormone (rGBH). rGBH ini merupakan sebuah hormon yang disuntikkan pada sapi peternakan yang bertujuan untuk meningkatkan produksi susu. Pada akhirnya, susu dan produk industri yang dihasilkan dari sapi yang sudah disuntik hormon GMO ini dapat meningkatkan resiko kemungkinan terserang kanker payudara bagi wanita, kanker prostat bagi pria dan juga kanker usus. - Alergi terhadap makanan
Memakan makanan yang mengandung protein asing, terutama protein yang berasal dari persilangan gen (terkandung dalam pangan GMO) dapat mengakibatkan alergi makanan pada orang yang mengkonsumsinya. - Kerusakan pada kualitas makanan dan nutrisinya
Pangan GMO memiliki kualitas dan nutrisi yang lebih rendah daripada produk pangan biasa, terutama organik. Kekalahan GMO ini telah diteliti oleh Dr. Pusztai. Konsentrasi zat-zat yang berguna untuk melindungi tubuh manusia dari kanker tidak ditemukan dalam produk pangan GMO. - Kekebalan terhadap antibiotik
Saat produk pangan GMO dibuat, seringkali ada proses dimana ada rantai yang menghubungkannya pada gen-gen tertentu yang disebut Gen Penanda Kebal Antibiotik. Gen ini membantu menentukan jika gen telah sukses disilangkan dengan tanaman inang yang akan dikembangkan. Beberapa peneliti memperingatkan bahwa gen-gen ini dapat terkombinasi tidak seperti yang kita harapkan. Gen-gen ini lalu bergabung dengan bakteri atau mikroba yang merupakan penyebab penyakit di lingkungan atau dalam tubuh konsumen pangan GMO. - Peningkatan residu pestisida
Hal ini dapat dipahami dengan keberadaan varietas tanaman GMO yang semakin tahan terhadap herbisida dan pestisida, bermunculan penyakit tanaman yang disebabkan oleh virus-virus baru atau bakteri-bakteri baru yang lebih ganas lagi. Sehingga diciptakan herbisida dan pestisida yang lebih ampuh tentu saja dengan bahan-bahan yang sangat berbahaya. Di kalangan petani sendiri, penggunaan herbisida dan pestisida sendiri menjadi berlebihan.
Sumber : Buku ”Bahaya GMO” Penerbit Federasi Serikat Petani Indonesia, Jakarta
No comments:
Post a Comment