Salah Satu Kiat Hidup Lebih Sehat
Produk-produk organik dipercaya tanpa menggunakan bahan kimia, seperti pestisida, pupuk kimia, tambahan hormon ataupun rekayasa genetika seperti halnya benih transgenik.
ASUPAN pangan yang kita konsumsi setiap hari dapat menjadi manfaat bahkan mudarat bagi hidup dan kehidupan manusia. Makanan yang dikonsumsi manusia modern. Juga tak terbantah menjadi penyebab timbulnya berbagai penyakit yang dahulu mungkin belum dikenal. Tak heran bila dalam perkembangan teknologi, kini dikenal pangan organik.
SEIRING dengan gaya hidup sehat yang mulai dianut sebagian warga Kota Bandung, rumah makan mulai menyediakan makanan sehat yang diolah dari sayuran organik untuk dibuat mi dan jus seperti Bakmi Namking di kawasan Jln. Gardujati Bandung FOTO : DUDI SUGANDI/”PR”
Produk pangan organik memiliki kadar nitrat lebih rendah, sehingga mengurangi risiko terkena berbagai penyakit khususnya kanker. Kadar nitrat tinggi dapat mengurangi transpor oksigen dalam aliran darah, serta membentuk nitrosamin yang bersifat karsinogen.
Kesadaran untuk hidup sehat di masyarakat, terutama di kota-kota besar memang semakin meningkat. Peningkatan status ekonomi serta kemudahan akses informasi dan pengetahuan mengenai gaya hidup sehat membuat masyarakat, khususnya kalangan menengah ke atas lebih memerhatikan kesehatan.
Apalagi merebaknya kasus makanan mengandung formalin dan zat tambahan berbahan kimia, seperti pemanis, pewarna, dan penambah rasa, membuat sebagian masyarakat memilih bahan-bahan organik. Sebab produk-produk organik dipercaya tanpa menggunakan bahan kimia, seperti pestisida, pupuk kimia, tambahan hormon ataupun rekayasa genetika seperti halnya benih transgenik. Produk pangan organik dipercaya lebih sehat, aman dikonsumsi, serta tidak menimbulkan pencemaran lingkungan.
Menurut Made Astawan, Guru Besar Ilmu dan Teknologi Pangan IPB, keunggulan lain produk pangan organik adalah memiliki kadar nitrat lebih rendah sehingga mengurangi risiko terkena kanker. Kadar nitrat tinggi dapat mengurangi transpor oksigen.
Pangan organik pada prinsipnya makanan alami. Mulai proses produksi (prapanen) hingga pengolahan (pascapanen) bebas dari penggunaan bahan kimia sintetis ataupun rekayasa genetika.
Pangan organik merupakan pilihan terbaik untuk dikonsumsi. Selain lebih enak, sehat, aman, juga ramah lingkungan. Pangan organik juga mengandung kadar antioksidan 30% lebih tinggi dibandingkan pangan nonorganik sehingga dapat mencegah penyakit jantung koroner dan kanker.
Residu pestisida yang dikandungnya juga jauh lebih rendah. Sementara itu, residu pestisida diketahui dapat menyebabkan kanker, cacat lahir, kerusakan saraf, dan mutasi genetik. Pangan organik juga meningkatkan perolehan vitamin, mineral, dan serat bagi tubuh. Buah organik dapat dimakan bersama kulitnya.
Saat ini di pasaran beredar berbagai produk organik, bukan hanya sayuran organik dan buah organik, namun juga daging, ayam, telur kampung, dan susu organik. Bahkan ada restoran-restoran yang menyediakan menu khusus sayuran dan daging ayam yang diproduksi secara organik. Kini pangan organik bisa didapatkan dengan mudah di berbagai supermaket yang khusus menjual produk organik.
Untuk mendapatkan pangan organik diperlukan pertanian dan peternakan organik. Lahan harus bebas cemaran pupuk kimia. Karena itu diperlukan konversi terlebih dulu dari yang konvensional ke organik.
Selain itu, menurut Made, hindari penggunaan bibit hasil rekayasa genetika (transgenik), pestisida dan herbisida kimia sintetis; hindari penggunaan hormon, antibiotik, maupun bahan aditif sintetis lainnya. Sebaliknya gunakanlah predator alami atau cara manual, gunakan pupuk alam.
**
UNTUK dapat menjalani gaya hidup sehat, mengonsumsi serat minimal 25-30 gr per hari merupakan syarat penting. Mengonsumsi serat diperlukan untuk menjaga kesehatan pencernaan karena mampu mengikat zat racun, kolesterol, dan kelebihan lemak sehingga dapat mencegah berkembangnya sumber penyakit.
Serat juga merangsang pertumbuhan bakteri baik (probiotik) dan menekan pertumbuhan bakteri jahat sehingga memperkuat sistem kekebalan tubuh.
Kelebihan lain serat ialah dapat mencegah obesitas, menghambat penyerapan lemak oleh usus, serta memperlama rasa kenyang sehingga dapat menekan keinginan makan. Penyakit-penyakit seperti diabetes melitus, hipertensi, kanker kolon, penyakit divertikulosis, jantung koroner, stroke, serta batu empedu juga bisa dicegah dengan mengonsumsi serta pangan secara tepat.
Menurut spesialis gizi klinik, dr. Samuel Oetoro, kunci gaya hidup yang sehat dan bugar adalah makan sehat, berpikir sehat, istirahat sehat, dan aktivitas yang sehat.
Makan yang sehat adalah makan sesuai kebutuhan dan gizi yang seimbang. Terdiri atas 60%-70% karbohidrat, 10%-15% protein, 20%-25% lemak dan tinggi serat. Serat yang tinggi sangat baik bagi kesehatan saluran pencernaan yang memiliki fungsi mencerna makanan, penyerapan, pembuangan, dan sitem imunitas.
Untuk mengonsumsi serat sekurang-kurangnya 25-30 gram per hari. Serat sebanyak itu bisa didapatkan dari lima porsi buah (lima buah yang berbeda) dan 3 porsi sayur setiap harinya. Atau bisa juga dengan mengonsumsi sereal tiap hari, kacang-kacangan dan dengan menambahkan dua gelas air setiap hari.
Pencernaan yang baik akan membantu berfungsinya enam sistem tubuh manusia, yakni sistem yang berfungsi untuk detoksifikasi, sistem kekebalan, sistem regulatorik, sistem regenerasi, sistem imflamatorik, dan sistem metabolik.(Rudi Setiadi/ berbagai sumber/Pemerhati masalah kesehatan)***Sukses Menjadi Konsultan Kesehatan Bersama Farida Ningsih Seorang Leader Melilea Konsultan Call: 021-73888872
No comments:
Post a Comment